Poso, Sulawesi Tengah — Temuan arkeologi berupa arca menhir di Desa Bewa, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang memuat bentuk kepala dan leher secara utuh ini dinilai sebagai salah satu artefak langka dalam tradisi megalitik. Dalam bahasa setempat patung ini dikenal dengan nama Ariimpohi.
Temuan ini menjadi istimewa karena sebagian besar arca megalitik atau menhir yang tersebar di lembah-lembah seperti Bada, Napu, dan Besoa umumnya hanya memperlihatkan bagian kepala tanpa sambungan leher yang jelas.
Kehadiran arca dengan anatomi yang lebih lengkap ini menambah kekayaan khasanah budaya megalitikum yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat lokal.
“Patung ini sangat unik karena memperlihatkan bentuk kepala dan leher yang terpahat secara utuh dan proporsional. Ini bukan hal yang umum ditemukan di antara koleksi arca lainnya,” ujar Daniele turis asal Italy, Rabu (30/7/25).
Patung tersebut diduga kuat merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur atau tokoh penting yang disakralkan oleh masyarakat masa lampau.
Selain keutuhan bentuk, pahatan pada wajah juga menunjukkan ketelitian dalam penggambaran ekspresi dan fitur-fitur wajah, menandakan keterampilan teknis pemahat batu di masa lampau yang sudah cukup tinggi.
Beberapa arkeolog menyebut bahwa bentuk arca seperti ini kemungkinan berkaitan erat dengan sistem kepercayaan kuno yang menjunjung tinggi sosok pemimpin spiritual atau nenek moyang yang dianggap pelindung komunitas.
Masyarakat sekitar lokasi penemuan mengaku sudah lama mengenal arca ini namun baru belakangan ini mendapatkan mengetahui perbedaannya dibanding arca-arca lain yang banyak tersebar di wilayah Kecamatan Lore Selatan.
“Kami sudah lama mengetahui keberadaan batu ini, tapi baru sekarang kami menyadari ternyata arca ini punya keistimewaan tersendiri di banding patung-patung yang lain,” kata salah satu tokoh masyarakat setempat.
Dengan penemuan ini, para pegiat budaya mendorong agar dilakukan pendokumentasian, penelitian lanjutan, serta pelestarian terhadap arca tersebut sebagai bagian dari warisan budaya tak ternilai yang berasal dari peradaban megalitik Sulawesi Tengah.
“Ini bukan hanya batu. Ini adalah saksi bisu dari kehidupan dan keyakinan masyarakat purba yang hidup jauh sebelum kita. Sudah saatnya kita lebih serius menjaga dan mempromosikannya,” tegas seorang aktivis pelestarian warisan budaya lokal.
إرسال تعليق