Danau Poso Berpotensi Likuifaksi ?!



POSO, 25 Juli 2025 – Aktivitas gempa bumi yang terus terjadi di sekitar kawasan Danau Poso belakangan ini mulai memunculkan kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Danau Poso. 

Meski belum ada pembuktian langsung, namun gempa yang terjadi secara berulang dan terus menerus bisa menjadi peringatan dan berpotensi memicu fenomena liquifaksi atau pembuburan tanah di bawah permukaan danau. 

Selain itu, longsor tebing bawah air di sekitar dinding-dinding danau juga menjadi risiko yang patut diwaspadai.

“Frekuensi gempa yang tinggi di wilayah danau dapat melunakkan sedimen di dasar danau. Bila intensitas gempanya cukup besar, bukan tidak mungkin terjadi pembuburan tanah atau bahkan longsor bawah air, yang bisa menghasilkan gelombang air mirip tsunami lokal,” ujar seorang warga. 

Fenomena ini bukan sekadar hipotesa. Sejumlah kasus serupa pernah tercatat di danau-danau besar di dunia

Salah satu yang paling dikenal adalah peristiwa di Danau Sarez, Tajikistan, yang berada di wilayah rawan gempa. 

Pada tahun-tahun terakhir, para ilmuwan mengamati pergeseran bawah air dan potensi longsor bawah danau akibat getaran gempa, yang dapat memicu banjir besar di wilayah hilir jika bendungan alam di sekitarnya jebol.

Di Indonesia sendiri, peristiwa longsor bawah air akibat gempa juga pernah terjadi di Danau Singkarak, Sumatera Barat terjadi pada tahun 1926, tepatnya tanggal 28 Juni.

Saat itu, penurunan tanah di bagian selatan danau menyebabkan tsunami yang menghantam wilayah sekitar danau, menyebabkan banyak kerusakan dan korban jiwa. 

Pada gempa besar tahun 2009, sejumlah nelayan melaporkan munculnya gelombang air besar secara tiba-tiba dari arah danau, yang diduga kuat dipicu oleh pergeseran material dasar danau akibat guncangan.

Danau Poso yang merupakan danau tektonik terdalam ketiga di Indonesia juga memiliki karakteristik geologis serupa. 

Dengan struktur geologis yang kompleks dan berada dekat jalur Sesar Palu-Koro, kawasan ini rentan terhadap pergerakan tanah bawah air, terutama jika getaran gempa terus berulang dalam waktu dekat.

Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di sekitar lereng dan bibir danau. 

Pemerintah daerah dan pihak BPBD disarankan mulai memantau dinamika geologi dasar danau secara intensif dan memasang sensor getaran bawah air untuk mendeteksi potensi pergerakan material sedimen secara dini.


Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1
Post ADS 1